Pages

Senin, 04 Mei 2015

Menyikapi Asmara


Asmara adalah penyakit murahan, namun obatnya sangatlah mahal. (Ibnu Jauzi)
Tak dapat dipungkiri, setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya asmara atau jatuh cinta pada seseorang, khususnya anak muda. Hal inilah yang akan menjadi bahaya jika anak muda tidak bisa mengontrolnya. Ibnu Jauzi dalam kitab Dzammul-Hawa menjelaskan bahwa putuskanlah mata rantai sebab yang menumbuhkan benih-benih asmara itu. Sebagaimana lumrahnya penyakit-penyakit yang lain, asmara yang sudah sampai ke tingkat akut juga sangat sulit disembuhkan. Biasanya asmara yang seperti ini berakhir dengan kegilaan atau bahkan berujung pada kematian. Misalnya yang terjadi dalam kisah Qais al-Majnun dan Laila dari Bani Amir.
Asmara yang masih baru tumbuh atau masih berwujud benih-benih cenderung lebih mudah dihentikan. Jika dipelihara, maka akan semakin mengakar dan semakin sulit untuk dihilangkan. Ada hal-hal yang menyebabkan asmara makin menguat, sebagaimana ada pula hal-hal yang menyebabkan asmara semakin melemah. Maka, hindarilah yang pertama dan lakukanlah yang kedua.
Pada umunya, mula-mula asmara tumbuh dari pandangan mata. Tandanya adalah munculnya perasaan berbungah-bungah ketika mata melihat obyek yang indah. Manurut ajaran syariat, pandangan pertama yang tidak disengaja memang tidak termasuk dosa, namun apabila pandangan tersebut dilanjutkan maka dicatat sebagai dosa dan keburukan. Sebab, pandangan pertama yang langsung dihentikan memang jarang sekali menimbulkan ketertarikan. Lain halnya jika pandangan tersebut dilanjutkan. Maka ketertarikan asmara akan terus berlanjut. Semakin diulangi semakin mengakar dalam hati. Pada tingkat inilah asmara sulit dihentikan.
Jika asmara itu telah menjadi bagian inti dari isi hati dan pikiran, sehingga bayangan orang yang dicintai terpahat sangat kuat, selalu hadir setiap waktu dan sangat dihilangkan dalam benak, maka cara penyembuhannya adalah dengan membuat hatimu putus asa untuk bertemu atau mendapatkan sesuatu darinya. Caranya dengan menjauh sejauh-jauhnya.
Pertemuan ibarat tetesan air yang terus menyuburkan pohon asmara. Maka, menjauh merupakan solusi paling tepat untuk membuat pohon itu menjadi kering, sedikit demi sedikit lalu mati. Ada sebagian orang beranggapan bahwa pertemuan dengan orang yang dicintai merupakan obat penyembuh kepedihan asmara. Sepintas pandangan ini sepertinya benar, namun hakikatnya sangatlah salah. Memang benar, bertemu dengan orang yang dicintai dapat menenangkan gejolak rindu, tapi itu hanya sementara. Pertemuan ibarat candu. Fungsinya bukan menyembuhkan luka, tapi hanya membuat luka itu tidak terasa. Setelah candu itu habis, maka sakitnya akan terasa kembali, malah ditambah dengan sakitnya ketagihan, dan begitu seterusnya.
Jika cara menjauh masih belum bisa memadamkan gejolak asmara, maka salah satu caranya adalah dengan berpuasa. Hikmah puasa adalah latihan menundukkan dan menguasai hawa nafsu sehingga benar-benar tunduk dan patuh untuk dikendalikan dan diarahkan menuju kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan. Karena pada dasarnya nafsu selalu mengajak kepada keburukan.
Nafsu pada diri manusia itu lebih banyak daripada 70 setan di luar. Maka dari itu, terkadang kita sangat kesulitan untuk mengendalikan hawa nafsu ini. Oleh karena itulah, Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan puasa. Dengan berpuasa kita dituntut untuk melawan hawa nafsu. Sehingga, kita tidak akan diperbudak oleh nafsu itu. Dan pada akhirnya, kita akan terbiasa untuk melatih diri untuk menahan hawa napsu
Sebenarnya apabila hati sudah mantap, jalan menikah adalah jalan utama. Nikah adalah obat paling mujur untuk memendam asmara. Rasulullah SAW bersabda yang artinya bagi dua orang saling mencintai, tidak ada sesuatu yang melebihi pernikahan. (HR Ibnu Majah).
Namun pada kenyataannya menikah bukanlah hal yang sepele. Oleh karena itu, masa muda adalah masa untuk meningkatkan kualitas diri. Perbaiki sikap dan karakter hidup yang dirasa mampu membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya kelak. Karakter kasih sayang, bertanggung jawab, komitmen, bersedia memberikan nafkah baik lahir maupun batin adalah sikap yang harus ditumbuhkan dahulu sebelum menjalani kehidupan rumah tangga. Tanpa karakter itu, bisa ditebak seperti apa nasib keluarga yang terbentuk kelak. Belajar lebih banyak hal di usia muda. Persipakan bekal spiritual, finansial, social, intelektual, dan juga mental.
Juga yang terpenting sebelum memutuskan menikah, adalah perihal pasangan hidup yang bakal menjadi pendamping nantinya. Karena kalau tidak hati-hati, bisa-bisa seumur hidup akan menuai permasalahan. Karena nikah bukan untuk sehari dua hari. Pernikahan kalau bisa adalah untuk seumur hidup.  
Allah punya jalan cinta untuk semua manusia, yang sering kali kita abaikan hanya karena kita melihat jalan yang lebih landai, padahal ia menjerumuskan. Allah punya jalan cinta untuk orang-orang yang berpasrah -mereka yang percaya bahwa hanya ajaran-Nya lah software terbaik bagi hardware bernama manusia. Tak ada jalan yang lebih indah dan berkah selain jalan-Nya. Sayang, sebagian besar kita membutakan diri sehingga tak melihat jalan itu. Atau melihat tapi terlalu angkuh untuk menapakinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang cerdas adalah pembaca yang kritis.
Silahkan komen ya demi kemajuan blog ini...

 

Blogger news

Blogroll

About