Asmara adalah penyakit murahan, namun obatnya sangatlah mahal. (Ibnu Jauzi)
Tak
dapat dipungkiri, setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya asmara atau
jatuh cinta pada seseorang, khususnya anak muda. Hal inilah yang akan menjadi
bahaya jika anak muda tidak bisa mengontrolnya. Ibnu Jauzi dalam kitab
Dzammul-Hawa menjelaskan bahwa putuskanlah mata rantai sebab yang menumbuhkan
benih-benih asmara itu. Sebagaimana lumrahnya penyakit-penyakit yang lain,
asmara yang sudah sampai ke tingkat akut juga sangat sulit disembuhkan.
Biasanya asmara yang seperti ini berakhir dengan kegilaan atau bahkan berujung
pada kematian. Misalnya yang terjadi dalam kisah Qais al-Majnun dan Laila dari
Bani Amir.
Asmara
yang masih baru tumbuh atau masih berwujud benih-benih cenderung lebih mudah
dihentikan. Jika dipelihara, maka akan semakin mengakar dan semakin sulit untuk
dihilangkan. Ada hal-hal yang menyebabkan asmara makin menguat, sebagaimana ada
pula hal-hal yang menyebabkan asmara semakin melemah. Maka, hindarilah yang
pertama dan lakukanlah yang kedua.
Pada
umunya, mula-mula asmara tumbuh dari pandangan mata. Tandanya adalah munculnya
perasaan berbungah-bungah ketika mata melihat obyek yang indah. Manurut ajaran
syariat, pandangan pertama yang tidak disengaja memang tidak termasuk dosa,
namun apabila pandangan tersebut dilanjutkan maka dicatat sebagai dosa dan
keburukan. Sebab, pandangan pertama yang langsung dihentikan memang jarang
sekali menimbulkan ketertarikan. Lain halnya jika pandangan tersebut dilanjutkan.
Maka ketertarikan asmara akan terus berlanjut. Semakin diulangi semakin
mengakar dalam hati. Pada tingkat inilah asmara sulit dihentikan.
Jika
asmara itu telah menjadi bagian inti dari isi hati dan pikiran, sehingga
bayangan orang yang dicintai terpahat sangat kuat, selalu hadir setiap waktu
dan sangat dihilangkan dalam benak, maka cara penyembuhannya adalah dengan
membuat hatimu putus asa untuk bertemu atau mendapatkan sesuatu darinya.
Caranya dengan menjauh sejauh-jauhnya.
Pertemuan
ibarat tetesan air yang terus menyuburkan pohon asmara. Maka, menjauh merupakan
solusi paling tepat untuk membuat pohon itu menjadi kering, sedikit demi
sedikit lalu mati. Ada sebagian orang beranggapan bahwa pertemuan dengan orang
yang dicintai merupakan obat penyembuh kepedihan asmara. Sepintas pandangan ini
sepertinya benar, namun hakikatnya sangatlah salah. Memang benar, bertemu
dengan orang yang dicintai dapat menenangkan gejolak rindu, tapi itu hanya
sementara. Pertemuan ibarat candu. Fungsinya bukan menyembuhkan luka, tapi
hanya membuat luka itu tidak terasa. Setelah candu itu habis, maka sakitnya
akan terasa kembali, malah ditambah dengan sakitnya ketagihan, dan begitu
seterusnya.
Jika
cara menjauh masih belum bisa memadamkan gejolak asmara, maka salah satu caranya
adalah dengan berpuasa. Hikmah puasa adalah latihan menundukkan dan menguasai
hawa nafsu sehingga benar-benar tunduk dan patuh untuk dikendalikan dan
diarahkan menuju kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan. Karena pada dasarnya
nafsu selalu mengajak kepada keburukan.
Nafsu
pada diri manusia itu lebih banyak daripada 70 setan di luar. Maka dari itu,
terkadang kita sangat kesulitan untuk mengendalikan hawa nafsu ini. Oleh karena
itulah, Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan puasa. Dengan berpuasa kita
dituntut untuk melawan hawa nafsu. Sehingga, kita tidak akan diperbudak oleh
nafsu itu. Dan pada akhirnya, kita akan terbiasa untuk melatih diri untuk
menahan hawa napsu
Sebenarnya
apabila hati sudah mantap, jalan menikah adalah jalan utama. Nikah adalah obat
paling mujur untuk memendam asmara. Rasulullah SAW bersabda yang artinya bagi
dua orang saling mencintai, tidak ada sesuatu yang melebihi pernikahan. (HR
Ibnu Majah).
Namun
pada kenyataannya menikah bukanlah hal yang sepele. Oleh karena itu, masa muda
adalah masa untuk meningkatkan kualitas diri. Perbaiki sikap dan karakter hidup
yang dirasa mampu membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya kelak.
Karakter kasih sayang, bertanggung jawab, komitmen, bersedia memberikan nafkah
baik lahir maupun batin adalah sikap yang harus ditumbuhkan dahulu sebelum
menjalani kehidupan rumah tangga. Tanpa karakter itu, bisa ditebak seperti apa
nasib keluarga yang terbentuk kelak. Belajar lebih banyak hal di usia muda.
Persipakan bekal spiritual, finansial, social, intelektual, dan juga mental.
Juga
yang terpenting sebelum memutuskan menikah, adalah perihal pasangan hidup yang
bakal menjadi pendamping nantinya. Karena kalau tidak hati-hati, bisa-bisa
seumur hidup akan menuai permasalahan. Karena nikah bukan untuk sehari dua
hari. Pernikahan kalau bisa adalah untuk seumur hidup.
Allah
punya jalan cinta untuk semua manusia, yang sering kali kita abaikan hanya
karena kita melihat jalan yang lebih landai, padahal ia menjerumuskan. Allah
punya jalan cinta untuk orang-orang yang berpasrah -mereka yang percaya bahwa
hanya ajaran-Nya lah software terbaik
bagi hardware bernama manusia. Tak
ada jalan yang lebih indah dan berkah selain jalan-Nya. Sayang, sebagian besar
kita membutakan diri sehingga tak melihat jalan itu. Atau melihat tapi terlalu
angkuh untuk menapakinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang cerdas adalah pembaca yang kritis.
Silahkan komen ya demi kemajuan blog ini...