Pages

Senin, 02 Maret 2015

Catatan Hati Seorang Staff (2) : Keluarga Kecilku, PSDI MSI Ulul Ilmi


 “Bersukur itu bukan tentang merasa cukup dengan apa yang kita miliki, akan tetapi bersukur adalah mampu melihat apa yang telah diberikan agar dapat dimanfaatkan untuk memperoleh yang lebih baik”
         Setiap hamba yang tersesat dan dia meminta petunjuk kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan jalan kepadanya. Menjadi sebuah nikmat yang sangat besar bagiku ketika Allah akhirnya menunjukkan jalan bagiku untuk melakukan apa-apa yang selama ini menjadi beban pikiran. Dunia baru yang tidak kukenal menciptakan beban baru dalam neraca keseimbangan hidup yang sempat aku rasakan. Menemui orang-orang yang memiliki kecendrungan yang sama itu merupakan anugerah terbesar yang aku rasakan.
Baik, aku ceritakan satu persatu hal-hal yang aku rasakan di keluarga baru yang sangat aku tunggu-tunggu ini. namanya Departemen PSDI, sebuah departemen yang bergerak dibidang kaderisasi islam dalam Lembaga Dakwah Jurusan Teknik Industri ITS. Tidak banyak yang dapat aku ceritakan dalam bentuk pengalaman, karena sejatinya keluarga ini terbentuk baru satu semester yang lalu, dan aku bergabung pada pertengahan semester. Aku ceritakan saja saudaraku satu persatu di keluarga ini sejauh yang aku kenal.
Pertama, Mas Ghoffar, menjabat sebagai Kepala Departemen PSDI saat ini. Dalam departemen ini beliau adalah yang paling bertanggung jawab atas kinerja departemen ini dalam dakwah. Beliau memiliki bakat menulis yang bagus, halus dalam bergaul, tidak tergesa-gesa, dan murah senyum. Secara pribadi aku mengagumi sosok seperti ini. Sejauh ini, aku melihat ia sebagai orang yang berpandangan luas. Akan tetapi kurang berani dalam mengambil langkah yang tegas. Kadang aku sempat berfikir “mungkin itu merupakan sifat dasar orang jawa yang lemah lembut”, namun demikian setiap beban yang dipikulnya selalu dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hal itu terlihat jelas ketika beliau harus menjadi ketua departemen PSDI, padahal sebelumnya beliau tidak memiliki dasar tentang itu. Akan tetapi dengan kemauan dan tanggung jawab ia berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik-baikknya. 
 Kedua, Mbak Nafi’, saat ini sebagai PH di Departemen PSDI. Beliau orang yang bersahaja, murah senyum, berprestasi, lemah lembut, mempunyai kemauan yang kuat. Tidak banyak yang aku pahami tentang beliau. Mungkin karena jarang berinteraksi mendalam dengan beliau. Beliau seorang asisten Laboratorium EPSK di Jurusan Teknik Industri ITS. Sebuah prestasi yang luar biasa menurutku, apalagi setelah melihat kesibukan sebagai asisten laboratorium yang sangat padat.
Sedangkan untuk pengetahuan tentang teman-teman staff, Setyo, Suhawi, Sofi, dan Wilda, saya belum bisa menulis banyak. Karena belum banyak berinteraksi bersama mereka dalam masalah program dakwah akan tetapi saya sangat yakin bahwa mereka termasuk orang-orang terbaik yang pernah dimiliki MSI Ulul’ilmi saat ini.
Dalam departemen ini, sejatinya saya belum berbuat apa-apa. Meskipun demikian, dalam beberapa kegiatan yang sempat saya ikuti, saya merasa nyaman dengan hal itu. Mungkin itulah kiranya tali persaudaraan yang didasarkan atas keinginan untuk mengenal Allah. Sebuah tali yang tidak akan putus Karena disandarkan atas kecintaan kepada Allah. Saya begitu bangga bisa bergabung dalam lembaga ini sebagai seorang yang ikut serta mendakwahkan ajaran Rasulullah kepada orang-orang di sekitar. Saya begitu terharu ketika ternyata perjuangan memperkenalkan islam ini begitu sulit, bahkan terhadap orang yang mengaku islam sekalipun. Hal itu saya rasakan ketika ternyata di dalam lembaga ini banyak sekali orang-orang sibuk dan me”nomor dua”kan lembaga ini. padahal melalui lembaga ini kita dapat meraup keuntungan yang sangat besar. Meraup keuntungan atas nikmat yang kita kumpulkan untuk hari kemudian.
Beberapa hal yang kerap menjadi beban pikiran saya adalah mengenai aktivis dakwah TI yang belum sepenuhnya meletakkan hatinya untuk berdakwah. Masih setengah–setengah dalam menerjunkan diri dalam berdakwah. Terbukti dalam setiap kegiatan dan perkumpulan yang kita adakan, selalu ada alasan yang terkadang sangat sepele dan dibuat-buat agar memperoleh izin untuk tidak mengikuti kegiatan. Meskipun saya termasuk dalam hal ini.
Lingkungan jurusan TI sangat membutuhkan lembaga dakwah yang benar-benar berani melakukan pendekatan-pendekatan personal maupun intra-personal terhadap masing-masing mahasiswa, supaya terjalin ukhuwah yang erat antar mahasiswa muslim. Menimbulkan rasa saling menghormati dan mencintai serta saling memiliki karena kita satu kayakinan. Akan tetapi yang terjadi adalah MSI sebagai lembaga dakwah seringkali dianggap lembaga dakwah yang tidak professional dan tidak bergengsi di kalangan mahasiswa. Pada dasarnya lembaga dakwah bukan mencari gengsi, akan tetapi prestis sebagai lembaga dakwah belum mendapat tempat di hati mahasiswa Teknik Industri. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan-perubahan besar yang harus dilakukan untuk merehabilitasi kondisi MSI Ulul ‘Ilmi sebagai lembaga dakwah yang disegani.
Harapan saya untuk departemen PSDI adalah, mari kita bersama-sama menyatukan niat dan berusaha sekuat tenaga menjadikan MSI Ulul ‘Ilmi yang memiliki kader-kader terbaik yang akan melanjutkan misi dakwah selanjutnya. Mari kita lakukan pendekatan-pendekatan secara personal maupun interpersonal dengan mahasiswa lain sebagai bentuk promosi dakwah, memberitahukan bahwa dakwah itu indah, dakwah itu perlu dan dakwah itu adalah sebaik-baik jalan untuk mengikuti jejak Rasulullah.

By Argeomerta Lisva (Staff Departemen PSDI MSI Ulul ‘Ilmi TI ITS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang cerdas adalah pembaca yang kritis.
Silahkan komen ya demi kemajuan blog ini...

 

Blogger news

Blogroll

About