“Bersukur itu bukan tentang merasa cukup dengan apa yang kita miliki, akan tetapi bersukur adalah mampu melihat apa yang telah diberikan agar dapat dimanfaatkan untuk memperoleh yang lebih baik”
Setiap hamba yang tersesat dan
dia meminta petunjuk kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan jalan kepadanya.
Menjadi sebuah nikmat yang sangat besar bagiku ketika Allah akhirnya
menunjukkan jalan bagiku untuk melakukan apa-apa yang selama ini menjadi beban
pikiran. Dunia baru yang tidak kukenal menciptakan beban baru dalam neraca
keseimbangan hidup yang sempat aku rasakan. Menemui orang-orang yang memiliki
kecendrungan yang sama itu merupakan anugerah terbesar yang aku rasakan.
Baik, aku ceritakan satu persatu
hal-hal yang aku rasakan di keluarga baru yang sangat aku tunggu-tunggu ini.
namanya Departemen PSDI, sebuah departemen yang bergerak dibidang kaderisasi
islam dalam Lembaga Dakwah Jurusan Teknik Industri ITS. Tidak banyak yang dapat
aku ceritakan dalam bentuk pengalaman, karena sejatinya keluarga ini terbentuk
baru satu semester yang lalu, dan aku bergabung pada pertengahan semester. Aku
ceritakan saja saudaraku satu persatu di keluarga ini sejauh yang aku kenal.
Pertama, Mas Ghoffar, menjabat
sebagai Kepala Departemen PSDI saat ini. Dalam departemen ini beliau adalah
yang paling bertanggung jawab atas kinerja departemen ini dalam dakwah. Beliau
memiliki bakat menulis yang bagus, halus dalam bergaul, tidak tergesa-gesa, dan
murah senyum. Secara pribadi aku mengagumi sosok seperti ini. Sejauh ini, aku
melihat ia sebagai orang yang berpandangan luas. Akan tetapi kurang berani
dalam mengambil langkah yang tegas. Kadang aku sempat berfikir “mungkin itu
merupakan sifat dasar orang jawa yang lemah lembut”, namun demikian setiap
beban yang dipikulnya selalu dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hal itu
terlihat jelas ketika beliau harus menjadi ketua departemen PSDI, padahal
sebelumnya beliau tidak memiliki dasar tentang itu. Akan tetapi dengan kemauan
dan tanggung jawab ia berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik-baikknya.
Kedua, Mbak Nafi’, saat ini sebagai PH di Departemen PSDI. Beliau orang yang bersahaja, murah senyum, berprestasi, lemah
lembut, mempunyai kemauan yang kuat. Tidak banyak yang aku pahami tentang
beliau. Mungkin karena jarang berinteraksi mendalam dengan beliau. Beliau
seorang asisten Laboratorium EPSK di Jurusan Teknik Industri ITS. Sebuah
prestasi yang luar biasa menurutku, apalagi setelah melihat kesibukan sebagai
asisten laboratorium yang sangat padat.
Sedangkan untuk pengetahuan
tentang teman-teman staff, Setyo, Suhawi, Sofi, dan Wilda, saya belum bisa
menulis banyak. Karena belum banyak berinteraksi bersama mereka dalam masalah
program dakwah akan tetapi saya sangat yakin bahwa mereka termasuk orang-orang
terbaik yang pernah dimiliki MSI Ulul’ilmi saat ini.
Dalam departemen ini, sejatinya
saya belum berbuat apa-apa. Meskipun demikian, dalam beberapa kegiatan yang
sempat saya ikuti, saya merasa nyaman dengan hal itu. Mungkin itulah kiranya
tali persaudaraan yang didasarkan atas keinginan untuk mengenal Allah. Sebuah
tali yang tidak akan putus Karena disandarkan atas kecintaan kepada Allah. Saya
begitu bangga bisa bergabung dalam lembaga ini sebagai seorang yang ikut serta
mendakwahkan ajaran Rasulullah kepada orang-orang di sekitar. Saya begitu
terharu ketika ternyata perjuangan memperkenalkan islam ini begitu sulit,
bahkan terhadap orang yang mengaku islam sekalipun. Hal itu saya rasakan ketika
ternyata di dalam lembaga ini banyak sekali orang-orang sibuk dan me”nomor
dua”kan lembaga ini. padahal melalui lembaga ini kita dapat meraup keuntungan
yang sangat besar. Meraup keuntungan atas nikmat yang kita kumpulkan untuk hari
kemudian.
Beberapa hal yang kerap menjadi
beban pikiran saya adalah mengenai aktivis dakwah TI yang belum sepenuhnya
meletakkan hatinya untuk berdakwah. Masih setengah–setengah dalam menerjunkan
diri dalam berdakwah. Terbukti dalam setiap kegiatan dan perkumpulan yang kita
adakan, selalu ada alasan yang terkadang sangat sepele dan dibuat-buat agar
memperoleh izin untuk tidak mengikuti kegiatan. Meskipun saya termasuk dalam
hal ini.
Lingkungan jurusan TI sangat
membutuhkan lembaga dakwah yang benar-benar berani melakukan
pendekatan-pendekatan personal maupun intra-personal terhadap masing-masing
mahasiswa, supaya terjalin ukhuwah yang erat antar mahasiswa muslim.
Menimbulkan rasa saling menghormati dan mencintai serta saling memiliki karena
kita satu kayakinan. Akan tetapi yang terjadi adalah MSI sebagai lembaga dakwah
seringkali dianggap lembaga dakwah yang tidak professional dan tidak bergengsi
di kalangan mahasiswa. Pada dasarnya lembaga dakwah bukan mencari gengsi, akan
tetapi prestis sebagai lembaga dakwah belum mendapat tempat di hati mahasiswa
Teknik Industri. Oleh karena itu dibutuhkan perubahan-perubahan besar yang
harus dilakukan untuk merehabilitasi kondisi MSI Ulul ‘Ilmi sebagai lembaga
dakwah yang disegani.
Harapan saya untuk departemen
PSDI adalah, mari kita bersama-sama menyatukan niat dan berusaha sekuat tenaga
menjadikan MSI Ulul ‘Ilmi yang memiliki kader-kader terbaik yang akan
melanjutkan misi dakwah selanjutnya. Mari kita lakukan pendekatan-pendekatan
secara personal maupun interpersonal dengan mahasiswa lain sebagai bentuk
promosi dakwah, memberitahukan bahwa dakwah itu indah, dakwah itu perlu dan
dakwah itu adalah sebaik-baik jalan untuk mengikuti jejak Rasulullah.
By Argeomerta Lisva (Staff Departemen PSDI MSI Ulul ‘Ilmi TI ITS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang cerdas adalah pembaca yang kritis.
Silahkan komen ya demi kemajuan blog ini...